Senin, 28 Maret 2011

motto muslim

MOTTO POLA HIDUP HEMAT DAN KERJA KERAS

(سورة الإسرء٢٧)إِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَانُوْا إِخوَانَ الشَّيَاطِيْنِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُوْرًَا
Sesungguhnya orang yang menghambur-hamburkankan, mereka menjadi temannya syetan, dan syetan atu kufur kepada Tuhannya
(رواه أحمد) قَدْ أَفْلَحَ الْمُزْهِدُ الْمُجْهِدُ
Sunggah beruntung orang yang hemat lagi kerja keras.
Berakit-rakit ke hulu berenang-renangke tepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.
Rajin pangkal pandai, hemat pangkal kaya.
Setiap manusia dan jin yang hidup di dunia ini diwajibkan oleh Alloh SWT mempunyai kewajiban mengabdi/ menjalankan ibadah kepada Alloh, lain tidak. Sebagai firman Alloh:
(سوراة الذاريات ٥٦)وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُوْنِ
Dan tidak aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu
Sehingga jelas sekali bagi setiap orang iman bahwa sebagian besarwaktu, tenaga dan pikirannya harus di tuangkan untuk melaksanakan ketho’atan kepada perintah Alloh, Rosul bahkan kita di perintahkan untuk masuk Islam secara keseluruhan. Sebagaimana firman Alloh:
(سوراة البقرة ٢٠٨)يَآأَيُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْا ادْخُلُوْا فِى السَّلْمِ كَافَّةًَ... الأية
Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian di dalam Islam secara keseluruhan.
Empat motto yang tertulis di atas terdiri dari dua peribahasa, satu ayat dan satu hadis di harapkan dapat membuka cakrawala berfikir mengenai isi tulisan ini.
Motto kesatu merupakan peringatan bagi kita semua bahwa hidup kita harus di arahkan pada hal-hal yang memberi manfaat bagi umat manusia dan jangan melakukan tindakan yang sia-sia/mubadzir. Karena setiap kemubadziran dekat dengan perbuatan syetan itu kufur / mengingkari Tuhannya. Apakah kita mau mengikuti lakon syeitan? Tentu saja tidak.
Motto kedua, pola hidup hemat dan kerja keras adalah satu cara / strategi untuk mencapai keberhasilan dalam hidup kita ini, sebagaimana yang banyak di praktekkan oleh warga keturunan Tionghoa pada umunya. Mereka mempraktekkan kerja keras di barengi pola hidup sederhana/ prihatin (tidak konsumtif).
Motto ketiga mempunyai arti bahwa kesenangan atau kebahagiaan baru dapat dicapai/ di peroleh setelah usaha yang sungguh-sungguh dan pengorbanan yang di gambarkan dengan “bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”.
Motto keempat menggambarkan hubungan sebab akibat, dimana jika seseorang ingin menjadi pandai maka dia harus rajin belajar. Semakin di ulang-ulang maka semakin terbiasa dan mampu/ pandai/ mahir. Jika sesorang ingin kaya maka harus mampu hidup hemat sehingga mampu menabung. Uang yang dikumpulkan sedikit demi sedikit akan diperoleh sejumlah uang untuk di investasikan kedalam bidang usaha yang menguntungkan dan Halal. Serti usaha kos-kosan, buka warung, dsb. Dan kenyataan ini dapat di manfaatkan bagi kemaslahatan umat serta meningkatkan Amal Ibadah kita.
Banyak generasi penerus zaman sekarang mempunyai motto: “Kecil dimanja, muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga”. Apakah motto seperti itu benar dan rasional? Tentu saja tidak! Motto seperti itu tidak benar, tidak masuk akal dan generasi muda kita jangan seperti itu! Dengan hidup dimanja waktu kecil membuat kita tidak mampu hidup mandiri dan selalu tergantung pada orang lain. Hidup foya-foya di masa muda akan berdampak tidak mempunyai kelebihan dana (simpanan) untuk masa tua dan tidak mempunyai dana untuk diinvestasikan pada usaha yang produktif. Lebih-lebih jika dilihat berdasarkan tolok ukur Al Quran dan Al Hadis yang melarang untuk hidup isrof (berlebihan). Selain itu hidup foya-foya hanya mmberikan kebahagiaan yang semu karena kecintaan pada nikmat dunia akan menjerumuskan kita pada kesenangan yang menipu. Sebagaimana ditegaskan oleh Alloh dalam Al Quran:
(سوراة ال عمران ١٨٥) وَ مَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ...
Dan tidaklah kehidupan dunia itu kecuali kesenangan yang menipu
Motto yang tepat bagi orang beriman adalah: “ Kecil dibina, remaja terjaga, muda kaya raya dan bersahaja, keluarga bahagia, tua sejahtera, mati masuk surga”.

Sabtu, 26 Maret 2011

Muttashil.

                Muttashil adalah sambung bersambung sampai kepada Rosululloh SAW. Ketika mengaji dengan cara manqul, musnad, muttashil berarti kita telah mengkaji Al-Quran dan Al-Hadis dengan cara berguru / pemindahan ilmu dari guru kemurid yang mempunyai sandaran dan pertanggung jawaban ilmu yang secara terus menerus sampai kepada Rosullulloh SAW, dan apa yang kita dapatkan bisa diartikan sama dengan apa yang nabi terima sebagai wahyu,  luar biasa. Sabda Rosullullohi SAW:
“tasma’uuna  wayusma’u minkum wayusma’u mimman sami’a minkum”.  ruahu abuu daawud ‘an ibni ‘abas
“kalian mendengarkan( ilmu) dan (ilmu) di dengarkan dari kalian dan ( ilmu) di dengarkan dari orang yang mendengarkan ilmu dari kalian”.
Dari sabda Rosullulloh SAW, mengandung pengertian bahwasanya mendapatkan ilmu harus berisnad dan muttashil, dengan mrngaji Al-Quran dan Al-Hadis secara mankul musnad dan muttashil maka Alloh akan memberikan pertolongan kemudahan dalam mengamalkan Al-Quran dan Al-Hadis.
Ditegaskan oleh Rosullulloh SAW.
“man qoola fii kitaabillaahi ‘azza wa jalla biro’yihi fa_ashooba faqod’ akhthoaa”. Ruahu abu dawud ‘an jundab
“barang siapa yang berkata di dalam kitabnya Alloh Azza wa Jalla (lafaldz maupun maknanya) dengan ro’yinya maka dia benar (cocok dengan manqul), maka (hukumnya) dia salah”.
“man qoola fii alquraani bighoiri ilminn falyatabawwa’ maq’adahu minannaari”. Ruaha tirmidzi ‘an ibn ‘abaas
“barang siapa yangberkata di dalam Al-Quran (lafadz dan maknanya) tanpa ilmu maka hendaknya dia bertempat pada tempat duduknya di neraka”.
Al-Quran dan Al-Hadis adalah pedoman pokok bagi umat Islam, yang mengandung aturan-aturan yang harus dikerjakan oleh umat Islam. Maka dalam mempelajarinya harus disertai dengan penuh konsentrasi dan kesungguhan. Sehingga dengan demikian kita betul-betul memahami apa yang terkandung di dalamnya dan bisa mengamalkannya.
Perhatikan dalil di bawah ini:
wa idza qurialquraanu faastami’uu lahuu wa anshituu la’allakum turhamuun”.surat Ali-Imron 204
dan ketika Al-Quran di baca maka mendengarkanlah dan memperhatikanlah supaya kalian di beri rohmat”
Dalam ayat ini mengandung pengertian bahwa ketika Al-Quran di baca saja kita wajib mendengarkannya dan memperhatikannya apalagi ketika kita mempelajarinya.

Kamis, 17 Maret 2011

Musnad Pentingkah di jaman sekarang

Musnad! Apa itu kata musnad? Dalam proses transfer ilmu yang kita maksud di sini adalah Manqul, di dalamnya tanpa di sadari terjadi suatu sanad. Mungkin untuk beberapa kalangan masyarakat kurang tahu tentang Musnad / Isnad. Lalu apakah Musnad / Isnad itu sendiri?

Musnad berasal dari kata Isnada yang berarti sandaran, bantal di dalam hal proses transfer ilmu atau mankul, sandaran yang di sini berarti adalah guru, jadi di setiap orang yang mankul / mentransferkan ilmu agamanya mereka mempunyai pertanggung jawaban ilmu. Karena sangat pentingnya sebuah ilmu agama yang berdasarkan mankul, dan berisnad pada sebuah Hadis besar di temukan muqodimah yang berisikan tentang isnad yaitu hadin besar Muslim. Di dalam Muqodimah itu di katakan "al isnadu minaddin laulalisnada qola man sya_a ma sya_a" artinya "Isnad itu bagian dari agama, jika tidak ada isnad maka orang akan berkata (menafsirkan) apa-apa yang di kehendakinya".  Dari hadis ini menerangkan bahwa jika orang menafsirkan segala sesuatunya tanpa adanya isnad maka orang tersebut akan berkata sesuai dengan apa yang dia kehendaki, karena apa-apa yang mereka katakan tidak punya sandaran ilmu, tidak punya pertanggung jawaban ilmu. Oleh karena itu apa yang mereka katakan tentang ilmu hanyalah mengada ada saja, tanpa dasar yang jelas.

Al-Quran dan Al-Hadis perlu di jaga kemurniannya. Alloh berfirman bahwa Al-Quran tidak akan rusak sampai besok hari Qiamat, namun  perlu kita ketahui bahwa Al-Hadis lama kelamaan akan tercampur dengan opini=opini orang karena tanpa proses pentransferan ilmu yang benar. Maka kita perlu menjaga kebenarannya, dan kemurnian Al-Hadis.

Demi menjaga kemurnian Al-Quran dan Al-Hadis maka diperlukan satu ilmu lagi yang sangat liar biasa yang akan kita singgung dan kita bicarakan pada pertemuan besok. Yaitu musnad, sekaligus kita bahas bagaimana jika Ilmu ketiganya di gabungkan manqul. musnad, mutasil?

Berpikirlah anda sejenak apa tang terjadi jika Ilmu tersebut tergabung menjadi satu rangkaian yang tidak terpisahkan? Mampukah anda terka?

Kamis, 10 Maret 2011


Apakah Manqul itu?

Manqul berasal dari suku kata yaitu naqol yang berarti “pindah”. Dalam arti manqul merupakan perpindahan ilmu (transfer ilmu) dari guru ke murid. Seperti contoh yang sering kita temui dalam sehari-hari yaitu berupa pertemuan dalam kelas, tidak jauh berbeda seperti dibangku sekolah. Unsur manqul yaitu ada dua, yaitu guru dan murid. Nabi dan para sahabat dalam mengajarkan ilmu untuk beribadahpun menggunakan ilmu manqul. Nabi pertamakali menerima wahyupun juga menggunakan ilmu manqul dari malaikat Jibrilyang kemudian diikuti oleh nabi Muhammad SAW.

Wahyu pertama kali turun yang di bawa oleh malaikat Jibril di mulai dari kata iqro’ yang berarti bacalah. Secara sepintas kata tersebut seakan menyuruh nabi Muhammad SAW untuk membaca. Mari kita ingat kembali, pada dasarnya nabi Muhammad lahir dari bangsa yang tidak bisa membaca dan menulis. Lalu kiranya apa yang harus di baca, karena itupun adalah wahyu yang pertamakali turun. Memang sebenarnya tidak ada yang di baca oleh nabi, tetapi yang di maksudkan malaikat Jibril pada waktu itu adalah untuk menyuruh nabi Muhammad SAW, untuk menirukan perkataan dari malaikat Jibril. Kemudian nabi Muhammad menirukan kata iqro’ setelah itu malaikat Jibril meneruskan wahyu pertamanya yang kemudian ditirukan oleh nabi Muhammad SAW, kata demi kata, sehingga sempurna ayat 1 – 5 surat al alaq. 
 
Sekiranya dari potongan gambaran sepenggal cerita di atas dapat menggambarkan bagaimana ilmu manqul itu penting. Lewat Ilmu Manqul, Jibril menyampaikan wahyu Alloh yang turun secara setahap demi setahap selama 22 tahun lebih 2 bulan, dan kemudian di tuliskan oleh sahabat di tuliskan pada pelepah-pelepah kurma, kulit-kulit hewan, di bebatuan-bebatuan, yang akhirnya di kumpulkan dan dijadikan satu. Kemudian di tulis ulang oleh para sahabat dan di jadikan satu mushaf. Itulah Al-Quran dan itulah kitab suci bagi umat ISLAM, dengan Ilmu Manqul nabi mengajarkan ajarannya kepada sahabat sama persis dengan yang di ajarkan oleh Jibril kepada nabi Muhammad SAW, kemudian sahabat mengajarkannya kepada para sahabat sama persis dengan yang diajarkan oleh nabi Muhammad SAW, dan begitu seterusnya, mungkin bisa diartikan ajaran yang berlandaskan pada Ilmu manqul itu akan lebih dekat dengan contoh dan perilaku Rosullulloh SAW.

Kalau mengaku cinta nabi marilah kita contoh perbuatan nabi Muhammad SAW, dengan perilaku yang sesuai dengan kelakuan nabi, jangan sampai tercampur dengan hiasan-hiasan semata saja. Lalu bagaimana menurut anda ilmu manqul tersebut apakah penting? Atau perlu ditinggalkan?